Males nulis, ya males aja.
Nggak mau ngangkat telpon, ya nggak aja.
Males makan, ya karna nggak punya duit.
Emang udah nasib mo diapain.
Terkadang imaji bisa lebih liar dari binatang buas.
Ingat apa yang wa alami disaat wa baru pulang dari rinjani kemaren, pas lagi di feri dari Lombok ke padang bay, wa ngebayangin seandainya wa terdampar di salahsatu pulau kecil yang kelihatan sayup-sayup di suar feri. di imaji wa, pulau-pulau itu di huni oleh perawan-perawan yang hanya mendapatkan sentuhan lelaki yang terdampar seperti wa. ah betapa akan puasnya....
Wa yang lagi capek-capeknya secara mental karena berbagai persoalan, masalah yang nggak kunjung habis...Panik akibat feri yang watumpangi diterpa badai sehingga bercerai berai, dengan susah payah wa meraih pinggiran pantai di pulau sunyi.... belum lagi bisa narik napas secara teratur masalah lain muncul.... kumpulan perempuan-perempuan telanjang (tampa berhelai sebenangpun) mendekat dengan wajah buas penuh kecentilan...wa yakin inilah saatnya wa akan kehilangan...( saat itu yang wapikirkan adalah nyawa!)...
tapi KEperjakaan wa lah yang hilang ditengah pulau sunyi ini.... wa digilir perawan-perawan haus....
Belum lagi imaji sampai pada titik klimak, feri udah berlabuh di padangbay dengan celana basah, dan wa ditangkap keaamanan pelabuhan karena bawa golok di punggung ransel.
Labels: 234 + Capucino
